in

Apa Salahnya Jika Perempuan “Telat” Menikah?

Penentuan kapan dan dengan siapa seseorang menikah, harus berasal dari orangnya langsung, bukan karena adanya sindiran atau tuntutan netizen yang budiman, apalagi ketika hanya atas dasar rasa tidak enakan karena teman seumuran sudah banyak yang menikah dan punya anak. Bukankah itu alasan yang tidak bisa diterima.

Di desa-desa, mungkin juga masih terjadi di kota-kota besar, omongan netizen jauh lebih jahat ketimbang di film-film indosiar. Perempuan yang belum menikah di umur yang sudah seharusnya disindir sebagai perawan tua, tidak lakulah, pilah-pilihlah, padahal siapa sih yang benar-benar tahu soal kehidupan seseorang?

Bisa saja ia menunda menikah karena menghidupi keluarganya, ataukah ia ingin memaksimalkan hidupnya untuk berkarya, bahkan mungkin tidak memilih menikah karena ia ingin hidup tenang dengan kesendiriannya. Kenapa orang lain tidak bisa memaklumi alasan-alasan tersebut?

Tetapi kalau yang di tanya laki-laki, mereka pasti dimaklumi dengan alasan pekerjaan atau bahkan hanya sekedar bilang “belum ada yang cocok”. Betapa tidak adilnya pandangan Masyarakat terhadap Perempuan.

Menikah di usia muda itu seolah-olah lebih baik, padahal ketika orang tua belum siap dengan kondisi psikologis yang belum stabil maka akan berdampak pada anak-anaknya tidak dididik dengan benar. Bukankah lebih baik Ketika kita mendidik anak di usia yang sudah matang dengan tambahan ilmu yang cukup?

Tentu saja boleh bertanya “kapan nikah?” tapi dengan catatan harus disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan suasana hati, serta tujuan yang baik. Catatan kecilnya ketika ada teman yang sudah menemukan jodohnya, stop bilang sold out. Sering kali kalimat itu keluar dari teman sesama perempuan juga. Padahal, itu dapat menormalisasi bias terhadap perempuan.

Bagikan Ke Seluruh Umat Manusia!
Baca Juga  Normalisasi Seksisme dengan Bercanda yang Tidak Sehat

What do you think?

Written by Fitrhy

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Tinggalkan Balasan

GIPHY App Key not set. Please check settings

Anak Muda Berbicara Pilkada dalam Membangun Harapan Baru Polman yang Lebih Inklusif

Polisi Kian Problematik, Apakah Harus Kembali Dibawahi TNI?