in

Implementasi Good Governance Melalui Nilai Tradisional Mandar

Tulisan ini merupakan peserta lomba menulis esai #BebasBerekspresi Vol. I yang diselenggaran pada momen Pilkada serentak 2024 kemarin.

Wilayah Polewali Mandar adalah sebuah mikro-kosmos yang kaya akan keberagaman budaya, keindahan alam, dan ekonomi lokal yang dinamis. Masyarakat Mandar, yang dikenal dengan adat dan tradisinya yang unik, secara historis mengandalkan cara hidup komunal yang mengutamakan kerja sama dan tanggung jawab kolektif. Dalam konteks ini, pemuda Polewali Mandar memainkan peran vital dalam membentuk masa depan komunitas mereka, menavigasi kompleksitas modernitas sambil menggali kebijaksanaan dari warisan budaya mereka mencakup peran pemuda dalam memilih otoritas pemerintah yang akan memangku jabatan lima tahun ke depan.

Esai ini menggali kontribusi multifaset dari pemuda dalam pembangunan regional, menyoroti pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai tradisional seperti halnya kerajaan Mandar ke dalam tata kelola kontemporer, serta mengusulkan strategi untuk mengatasi tantangan modern yang dihadapi oleh pemuda saat ini.

Pendidikan adalah salah satu landasan dalam pembangunan, dan pemuda di Polewali Mandar semakin menyadari pentingnya hal ini. Dengan semakin banyaknya lembaga pendidikan, pemuda tidak hanya mengejar pendidikan tinggi tetapi juga terlibat dalam program pelatihan vokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri lokal. Dengan membudayakan pembelajaran seumur hidup, pemuda dapat meningkatkan keterampilan mereka di bidang-bidang seperti pertanian, teknologi, dan kewirausahaan.

Keterlibatan pemuda dalam sosial dan pembangunan komunitas sangat penting untuk membina rasa tanggung jawab dan kewajiban sipil. Pemuda di Polewali Mandar semakin banyak terlibat dalam kegiatan sukarela dan proyek pelayanan masyarakat yang memenuhi kebutuhan lokal. Dengan mengorganisir kampanye kesehatan, program pembersihan lingkungan, dan program pengajaran pendidikan, pemuda dapat berkontribusi pada kesejahteraan komunitas mereka. Pembentukan organisasi pemuda dapat menjadi platform untuk advokasi, memungkinkan pemuda menyuarakan keprihatinan mereka tentang isu-isu seperti pendidikan, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan. Keterlibatan ini tidak hanya memberdayakan pemuda, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di komunitas, menciptakan rasa persatuan dan tujuan bersama.

Model tata kelola Kerajaan Mandar, yang ditandai dengan pengambilan keputusan bersama dan rasa hormat terhadap otoritas, memberikan pelajaran berharga untuk tata kelola kontemporer. Mengintegrasikan nilai-nilai tradisional ini ke dalam kerangka tata kelola modern dapat meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi sipil.

Tradisi Mandar menekankan pembentukan konsensus dan partisipasi komunitas dalam pengambilan keputusan. Dengan mengadopsi praktik tata kelola partisipatif, pemerintah lokal dapat memastikan bahwa kebijakan mencerminkan suara dan kebutuhan komunitas yang beragam. Pendekatan ini tidak hanya membangun kepercayaan tetapi juga meningkatkan legitimasi institusi pemerintahan.

Baca Juga  Sumur, Dapur, dan Kasur: Sebuah Dekonstruksi dalam Kacamata Patriarki

Dewan pemuda dan forum komunitas dapat menjadi platform untuk dialog antara otoritas lokal dan pemuda, memastikan bahwa perspektif dan ide mereka dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan. Keterlibatan semacam ini memupuk rasa kepemilikan dan tanggung jawab di kalangan pemuda, mendorong mereka untuk berperan aktif dalam pemerintahan.

Mempertahankan identitas budaya yang kuat sangat penting bagi komunitas Mandar. Nilai-nilai tradisional yang berakar pada rasa hormat kepada orang tua, keharmonisan komunal, dan kohesi sosial dapat membimbing perilaku pemuda maupun pemimpin. Dengan mempromosikan pendidikan budaya dan perayaan adat Mandar, otoritas lokal dapat menanamkan rasa bangga dan keterikatan di kalangan pemuda.

Festival budaya, pameran seni, dan upacara tradisional menyediakan platform bagi pemuda untuk menampilkan bakat mereka dan terhubung dengan warisan mereka. Hal ini tidak hanya memperkuat ikatan komunitas tetapi juga menegaskan pentingnya pelestarian budaya di tengah globalisasi dan tantangan zaman.

Budaya Mandar sangat menekankan penyelesaian konflik secara damai melalui dialog dan mediasi. Dengan mengintegrasikan praktik tradisional ini ke dalam pemerintahan kontemporer, komunitas dapat mengatasi sengketa secara konstruktif dan mencegah eskalasi. Mendirikan komite mediasi komunitas yang terdiri dari sesepuh dan pemuda dapat menyediakan mekanisme yang efektif untuk menyelesaikan konflik dan mempromosikan keharmonisan sosial. Pendekatan ini tidak hanya sesuai dengan praktik budaya, tetapi juga menegaskan pentingnya dialog dan pemahaman dalam membangun komunitas yang kohesif.

Meskipun potensi pemuda di Polewali Mandar sangat besar, beberapa tantangan kontemporer menghambat kontribusi mereka. Tantangan ini meliputi pengangguran, akses pendidikan yang tidak memadai, dan pengaruh globalisasi yang dapat mengikis nilai-nilai tradisional. Mengatasi tantangan ini memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif.

Pemerintah lokal harus memprioritaskan pengembangan pemuda dalam kebijakan mereka dengan berinvestasi dalam pendidikan, pelatihan vokasi, dan inisiatif penciptaan lapangan kerja. Kolaborasi dengan sektor swasta dapat meningkatkan peluang kerja dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Membuat kebijakan yang menyasar pemuda, seperti insentif pajak bagi perusahaan yang mempekerjakan pekerja muda, dapat merangsang penciptaan lapangan kerja. Selain itu, menjalin kemitraan antara lembaga pendidikan dan industri lokal dapat memastikan bahwa program pelatihan sesuai dengan kebutuhan pasar, meningkatkan daya saing pemuda.

Meningkatkan kualitas pendidikan sangat penting untuk memberdayakan pemuda. Ini melibatkan pembaruan kurikulum untuk memasukkan pemikiran kritis, literasi digital, dan keterampilan hidup, serta berinvestasi dalam pelatihan guru dan infrastruktur pendidikan. Program pendidikan berbasis komunitas dapat melengkapi pendidikan formal, dengan fokus pada keterampilan yang mendukung praktik budaya lokal dan keberlanjutan. Melibatkan orang tua dan anggota komunitas dalam inisiatif pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung proses pembelajaran.

Baca Juga  “Si Kumis Menawan” Menang, Ke Mana AIM Selanjutnya Berlabuh?

Inisiatif yang merayakan dan mempromosikan budaya Mandar dapat membantu pemuda menghargai warisan mereka. Festival budaya, lokakarya, dan program pendidikan dapat menanamkan rasa identitas dan kebanggaan komunitas. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dalam kurikulum sekolah dan program komunitas, pemuda dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang warisan budaya mereka, memperkuat peran mereka sebagai penjaga tradisi Mandar.

Era digital memberikan peluang bagi pemuda untuk terlibat dalam pemerintahan dan pembangunan. Dengan memanfaatkan teknologi untuk pendidikan, kewirausahaan, dan partisipasi sipil, pemuda dapat mengatasi hambatan geografis dan mengakses jaringan yang lebih luas. Platform digital dapat memfasilitasi berbagi pengetahuan, jaringan, dan kolaborasi di antara pemuda, memungkinkan mereka terhubung dengan teman sebaya, mentor, dan sumber daya secara global. Inisiatif yang mempromosikan literasi digital dapat memberdayakan pemuda untuk menavigasi kompleksitas dunia modern dengan efektif.

Pemuda Polewali Mandar bukan hanya penerima pasif dari pembangunan; mereka adalah agen perubahan aktif, dilengkapi dengan potensi untuk membentuk komunitas mereka dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Dengan menggali nilai-nilai tradisional yang kaya dari Kerajaan Mandar, mereka dapat meningkatkan tata kelola yang baik yang mengutamakan partisipasi komunitas, identitas budaya, dan tanggung jawab sosial.

Mengatasi tantangan kontemporer melalui investasi strategis dalam pendidikan, kewirausahaan, dan pelestarian budaya akan memberdayakan pemuda untuk memainkan peran transformatif dalam pembangunan daerah. Saat mereka menavigasi kompleksitas dunia modern, pemuda Polewali Mandar harus merangkul warisan budaya mereka sambil berpartisipasi aktif dalam membentuk masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan bagi komunitas mereka. Dengan demikian, mereka akan memastikan bahwa kekayaan budaya Mandar terus berkembang di tengah tantangan globalisasi dan modernitas.


Tulisan ini merupakan peserta lomba menulis esai #BebasBerekspresi Vol. I yang diselenggaran pada momen Pilkada serentak 2024 kemarin.

Kirim Tulisan

Kami percaya bahwa semua gagasan dan perspektif perlu disampaikan dan semua cerita perlu diutarakan.

KIRIM TULISAN
Bagikan Ke Seluruh Umat Manusia!

What do you think?

Written by Harun Alrasyid

Introvert Akut

Tinggalkan Balasan

GIPHY App Key not set. Please check settings

Ilusi Pernikahan Muda: Di Balik Romantisme dan Realita

Hijau dan Biru, Polewali Mandar Baru