in

Konsolidasi Terbuka: Batetangnga Geruduk Polres

Menyikapi Kasus Pelecehan Seksual terhadap 4 Anak PAUD

Kasus pelecehan seksual kembali mencoreng ruang aman kita. Kali ini, empat anak PAUD menjadi korban dari praktik bejat yang seharusnya tidak pernah terjadi. Tragedi ini bukan sekadar kejahatan individual, tapi juga cermin dari sistem yang lalai melindungi anak-anak, gagal memberikan ruang pendidikan yang aman, dan seringkali menutup mata demi menjaga nama baik perorangan, keluarga atau bahkan lembaga.

Kita harus mengakui, kasus ini bukanlah yang pertama. Berulang kali kita menyaksikan bagaimana anak-anak menjadi korban dari kelalaian sistem pendidikan, lemahnya pengawasan, dan budaya tutup mata demi menjaga “nama baik”. Lebih parah lagi, kasus-kasus semacam ini sering kali diperlakukan sebagai isu sampingan: diberitakan sesaat, kemudian hilang tanpa tindak lanjut yang berpihak pada korban. Padahal, trauma yang ditanggung anak-anak dan keluarga mereka tidak akan pernah hilang hanya dengan permintaan maaf atau proses hukum yang lamban.

Di titik inilah, kita perlu menyatakan sikap. Diam berarti tunduk pada budaya impunitas. Diam berarti membiarkan ruang-ruang pendidikan tetap menjadi lahan subur bagi predator. Diam berarti mengkhianati masa depan generasi yang seharusnya kita lindungi.

Kami percaya bahwa solidaritas adalah kekuatan utama dalam menghadapi kasus seperti ini. Karena itu, kami mengundang seluruh jaringan elemen masyarakat, jaringan gerakan mahasiswa, komunitas perempuan, organisasi masyarakat sipil, jurnalis independen, seniman, dan seluruh individu yang memiliki kepedulian untuk hadir dalam:

Konsolidasi terbuka Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perlindungan Anak : Batetangnga Geruduk Polres Malam ini 14 September 2025 di Balai Kantor Desa, Kanang, Desa Batetangnga, Kec. Binuang, Kab. Polman.

Kita tahu, perlawanan terhadap pelecehan seksual bukan hanya perjuangan hukum, tetapi juga perjuangan budaya dan politik. Kita ingin memastikan bahwa kasus ini tidak tenggelam, bahwa korban mendapatkan keadilan, dan bahwa lembaga pendidikan, dari PAUD hingga universitas benar-benar menjadi ruang aman bagi semua.

Baca Juga  Gelombang Perlawanan dari Polman: Dari Pajak, Tunjangan DPR, hingga Brutalitas Aparat

Mari satukan suara. Mari rebut kembali ruang aman untuk anak-anak. Mari buktikan bahwa solidaritas jauh lebih kuat daripada kekuasaan yang abai.

Kita tidak bisa tinggal diam. Kita tidak bisa biarkan kasus ini hanya berhenti pada pemberitaan, lalu perlahan hilang dari ingatan.

Panjang Umur Perlawanan!

Berita Terkini

Eksklusif di Saluran Whatsapp Partikel Bebas.

Kirim Tulisan

Kami percaya bahwa semua gagasan dan perspektif perlu disampaikan dan semua cerita perlu diutarakan.

KIRIM TULISAN
Bagikan Ke Seluruh Umat Manusia!

What do you think?

Written by Partikel Bebas

Partikel Bebas adalah media bersama, menjadi ruang bebas untuk bersuara, bercerita dan sedikit bercanda. Partikel Bebas adalah wadah di mana ide-ide dapat saling bertemu, berbenturan dan berkembang yang selanjutnya diharapkan mampu memperluas perspektif serta memperkaya perbendaharaan literatur di Sulawesi Barat.

Tinggalkan Balasan

GIPHY App Key not set. Please check settings

Bayang-Bayang Kehancuran: Dialektika Ketidakberdayaan Dalam Kekerasan Seksual Anak Usia Dini

Darurat Pelecehan Seksual di Indonesia: Tantangan Penegakan Hukum dan Keadilan Gender