in

Peran Anak Muda dalam Pilkada 2024 dan Harapan untuk Polman di Masa Mendatang

Pilkada Polewali Mandar 2024 menjadi momentum penting dalam perjalanan politik daerah di Sulawesi Barat. Dalam konteks ini, anak muda memegang peranan yang sangat strategis. Saya Dermawan, merupakan pemuda sekaligus mahasiswa pascasarjana, Universitas Hasanuddin. Lahir di provinsi termuda di Indonesia dari hasil pemekaran Sulawesi Selatan yaitu Sulawesi Barat, desa Kenje kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar, saya telah menyelesaikan strata I (satu) pendidikan sarjana di Universitas Sulawesi Barat pada tahun 2023 dengan mengambil jurusan Peternakan, setelah itu saya melanjutkan Pendidikan ke jenjang Magister di Universitas Hasanuddin.

Pemuda adalah agen perubahan yang harus terus memperjuangkan prinsip negara Indonesia dan harus mampu mengatur proses transisi demokrasi ke arah yang lebih baik, khususnya mampu mengawal pelaksanaan proses politik yang berkeadilan. Agar suatu negara maju, pemudanya harus berkualitas tinggi, maka salah satu tugas vital. pemuda adalah melek politik Kehadiran pemuda dalam dunia politik, khususnya dalam proses pemilihan kepala daerah (Pilkada), tidak hanya sebagai pemilih, tetapi juga sebagai agen perubahan, penggerak kampanye, dan penyumbang ide serta kreativitas dalam penyelesaian masalah daerah.

Kabupaten Polewali Mandar,merupakan kabupaten yang memiliki populasi penduduk terbanyak di antara kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Sulawesi Barat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kabupaten Polewali Mandar tercatat sebanyak 495.371 jiwa. Selain itu berdasarkan data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan KPU, kelompok usia pemilih muda di Polewali Mandar cenderung mengalami peningkatan jumlah.

Pada Pemilu 2019, sekitar 40% dari total pemilih di Sulawesi Barat adalah pemilih muda, yang berada pada rentang usia 17-35 tahun. Tren serupa diperkirakan akan terjadi pada Pilkada 2024. Hal ini menunjukkan bahwa anak muda, khususnya yang berada di usia produktif, akan menjadi kelompok pemilih yang sangat menentukan dalam Pilkada mendatang.

Meskipun anak muda mendominasi secara kuantitas, partisipasi mereka dalam pemilu dan pilkada sering kali tidak optimal. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya tingkat partisipasi politik yang tercermin dalam angka golongan putih (GOLPUT) yang cukup tinggi, terutama di kalangan pemilih muda. Data dari Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa generasi muda cenderung merasa tidak terhubung dengan calon pemimpin dan program-program yang ada. Khususnya di Polewali Mandar, hal ini diperburuk oleh ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi, lapangan pekerjaan yang terbatas, serta kurangnya kepercayaan terhadap integritas politik.

Baca Juga  Majunya ABM dan AIM Merupakan Manifestasi dari Syndrome Kekuasaan

Fenomena apatisme politik di kalangan pemuda menjadi sorotan utama. Banyak anak muda merasa bahwa proses politik tidak memberikan dampak langsung terhadap kehidupan mereka. Pemuda lebih fokus pada pencapaian individu, seperti pendidikan dan pekerjaan, dan tidak merasa bahwa memilih kepala daerah atau berpartisipasi dalam politik memiliki relevansi yang besar.

Tingkat pengangguran yang relatif tinggi, khususnya di kalangan pemuda di Polewali Mandar, menjadi salah satu alasan utama. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pengangguran terbuka di Sulawesi Barat pada tahun 2023 mencapai 6,9%, dengan mayoritas yang menganggur berasal dari kelompok usia muda. Ketidakmampuan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan penghidupan yang stabil menjadikan anak muda lebih terfokus pada solusi pribadi ketimbang isu politik yang lebih luas. Pada akhirnya, hal ini berkontribusi pada rendahnya tingkat partisipasi mereka dalam Pilkada.

Anak muda juga sering merasa bahwa politik di Indonesia, khususnya di daerah-daerah seperti Polewali Mandar, dipenuhi dengan politik dinasti dan praktik-praktik yang tidak transparan. Oleh karena itu, meskipun mereka menyadari pentingnya pemilu, banyak yang merasa bahwa suara mereka tidak akan membawa perubahan yang signifikan.

Meskipun ada tantangan besar, di sisi lain, banyak pemuda di Polewali Mandar yang berperan aktif dalam gerakan sosial dan politik, meski terkadang pemuda tidak terlibat langsung dalam jalannya kampanye politik. Anak muda yang tergabung dalam berbagai komunitas sosial, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi kepemudaan sering kali menjadi motor penggerak dalam upaya pemberdayaan masyarakat, termasuk mengedukasi pemilih pemula tentang pentingnya menggunakan hak pilih mereka.

Media sosial menjadi sarana yang sangat efektif bagi pemuda untuk menyebarkan pesan politik. Di Polewali Mandar, banyak kelompok anak muda yang aktif menggunakan platform-platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube untuk menyuarakan pandangan mereka tentang pemilu dan pilkada. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai konsumen informasi, tetapi juga sebagai produsen ide, menyebarkan kampanye-kampanye yang mendukung kandidat dengan program yang lebih berpihak pada kepentingan rakyat, khususnya dalam bidang pendidikan, pengangguran, dan pemberdayaan ekonomi.

Baca Juga  Mengapa Kita Perlu “Oskadon” untuk Polman; Tanggapan untuk Tulisan Bruce Wayne

Beberapa kelompok pemuda di Polewali Mandar aktif mengadakan diskusi publik yang melibatkan berbagai kalangan, membahas topik-topik seperti transparansi anggaran daerah, keberlanjutan pembangunan, dan kebijakan yang dapat mengatasi permasalahan pengangguran di kalangan pemuda. Mereka juga menggunakan media sosial untuk mengkritisi calon-calon yang dianggap tidak memiliki visi jangka panjang untuk perkembangan daerah.

Melihat kondisi tersebut, kami sebagai pemuda, memberikan perhatian serius terhadap potensi besar yang masih bisa digali dari generasi muda. Anak muda di Polewali Mandar memiliki semangat perubahan dan potensi yang sangat besar untuk mendorong transformasi politik yang lebih progresif dan berpihak pada kebutuhan pemuda hari ini. Namun, untuk itu, dibutuhkan kepemimpinan yang tidak hanya mengandalkan retorika politik semata, tetapi benar-benar memberi ruang bagi anak muda untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Program-program yang relevan dengan kepentingan pemuda, seperti pengembangan kewirausahaan, peningkatan akses pendidikan, serta penyediaan lapangan pekerjaan, menjadi kunci bagi anak muda untuk merasa bahwa politik memiliki makna dalam kehidupan. penyelenggaraan Pilkada Polewali Mandar 2024 adalah kesempatan bagi anak muda untuk menunjukkan eksistensi dan peran penting mereka dalam menentukan masa depan daerah. Generasi muda yang kritis dan terdidik dapat menjadi pengawas yang efektif dalam memastikan bahwa pemerintahan yang terpilih menjalankan janji-janji mereka dengan baik.


Tulisan ini merupakan peserta Lomba Menulis Esai #Bebasberekspresi Vol. I

Bagikan Ke Seluruh Umat Manusia!

What do you think?

Written by Dermawan

Mahasiswa Pascasarjana, Ketua BEM Periode 2022 - 2023, Aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan juga aktif di organisasi kemanusian dan Pemberdayaan seperti Organisasi Maritim Muda Indonesia dan Ikatan Mahasiswa Peternakan Indonesia. Saat ini fokus pada penyelesaian studi dan juga aktif dalam hal meneliti dan menulis khususnya Bidang Peternakan di Kabupaten Polewali Mandar

Tinggalkan Balasan

GIPHY App Key not set. Please check settings

Peran Strategis Anak Muda dalam Pilkada Polman 2024: Pilar Harapan untuk Masa Depan Polewali Mandar

Pilkada Polman 2024 : Tantangan dan Peluang Bagi Anak Muda