in

LoveLove

“Si Kumis Menawan” Menang, Ke Mana AIM Selanjutnya Berlabuh?

Pasca perhelatan pesta demokrasi dengan segala euphorianya, peta politik kian dinamis setelah “si kumis menawan” dengan gandengan “Jenderal karismatik” menjadi yang tertinggi menurut hitung cepat Pilkada Sulbar 2024, mereka mampu mengungguli jauh tiga pasangan calon lainnya, yang bahkan salah-satunya incumbent.

Kemenangan “si kumis menawan” tentu berefek pada gerak langkah aktor-aktor politik yang beberapa tidak memiliki kendaraan politik. Bagi beberapa paslon yang kalah pada Pilkada Sulbar kemarin tidak kemudian menyurutkan semangatnya untuk menatap pertarungan politik lima tahun mendatang.

Ada satu tradisi kepartaian di daerah yang cukup menarik untuk dibahas. Semua partai tentu memiliki hitung-hitungan politik yang menjadi dasar dalam mengusung atau memberi rekomendasi dukungan kepada seseorang. Hitung-hitungan itu perlu dilakukan karena tentu akan menentukan langkah politik kedepannya; bisa menjadi pemenang atau justru jadi barisan apes-yang berujung pada evaluasi internal yang sarat intervensi pusat.

Evaluasi pasca perhelatan demokrasi seringkali tidak terfokus pada strategi taktis yang argumentatif antar kader. Melainkan perombakan habis-habisan di tataran pimpinan serta tradisi perburuhan rekomendasi pusat bagi siapapun yang memiliki “mahar” lebih untuk menggantikan posisi ketua sebelumnya yang telah dianggap gagal dalam membawa partai untuk berkuasa.

Usainya Pilkada Sulbar yang memenangkan pasangan calon “si kumis menawan dan jenderal kharismatik”, cukup menyisakan dugaan-dugaan liar akan kemanakah beberapa aktor politik sulbar lainnya melangkah. Tidak hanya AIM yang memang pada pilkada ini tidak menjadi pimpinan partai manapun, tetapi juga mereka yang berstatus kader populis atau bahkan pimpinan partai, yang tidak menutup kemungkinan akan berpindah kendaraan setelah didepak.

Dua partai besar yang kemarin berkoalisi untuk memenangkan paslon “kosong-dua” cukup menyita perhatian. Bagaimana tidak, perkawinan dua partai yang bertitel “partai penguasa” ternyata tidak mampu memberikan efek berarti untuk strategi politik pada pilkada kemarin. Tidak hanya itu, dua partai ini juga merepresentasikan dua keluarga politik yang dalam peta politik Sulbar cukup memiliki nama.

Baca Juga  Tanpa “Serangan Fajar”, Emang Yakin Dirga-Iskandar Bisa Menang?

Hal demikianlah yang kemudian melahirkan banyak asumsi perihal pergantian pucuk pimpinan atau bahkan perobambakan habis-habisan di tubuh partai. Ada kemungkinan ketidakmampuan “Raja Mateng” untuk mengamankan posisi politiknya di partai berlambang pohon beringin itu. Ditambah kemenangan “si pengepul kakao” di Polewali Mandar cukup mampu menghadirkan rasa was-was akan perjalanan politiknya kedepan.

Tidak hanya partai berlambang pohon beringin, partai presiden juga dikabarkan akan melakukan perombakan pimpinan, buah dari ketidakmampuannya dalam mendominasi pilkada sulbar kemarin. Bahkan, sejak tulisan ini dibuat, sudah ada kabar tentang tersambungnya komunikasi “sang professor”-yang juga salah-satu kandidat pada pilkada kemarin-untuk mengamankan partai ini. Tidak hanya itu, anak perempuan “raja mateng”, kabarnya bahkan rela melepas status “ketua DPRD Provinsi” demi mengamankan partai berlambang kepala garuda ini.

Lantas bagaimana dengan AIM? Tersiar kabar tentang belum surut semangatnya untuk kembali bertarung pada pilkada lima tahun mendatang. Namun tentu perlu hitung-hitungan politik yang tajam dalam menentukan langkahnya berlabuh ke partai. Terlebih yang akan dihadapi ialah incumbent dengan perkawinan dua partai yang kabarnya sudah semakin solid, dua partai yang bahkan pada pilpres kemarin sempat saling melempar sentimen.

Langkah politik AIM semakin memberi tanda tanya dengan melihat konstalasi politik yang kian dinamis pasca pilkada kemarin. Berada di urutan kedua Pilkada Sulbar cukup mampu memberikan posisi tawar yang baik, terlebih komposisi koalisi tidak lebih kuat jika dikomparasikan dengan komposisi koalisi yang mengusung kakaknya begitupun komposisi yang mengusung “sang professor” yang berpasangan dengan Istri the Founding Father of Sulbar.

Berada di urutan kedua juga kemudian memberikan pembuktian terhadap klaim yang tersebar bahwa pendukung serta simpatisan “sang kakak” lebih banyak ketimbang adiknya. Hal ini juga cukup memberikan peluang lebih besar menjadi tokoh sentral keluarga politik Masdar kedepannya.

Baca Juga  Implementasi Good Governance Melalui Nilai Tradisional Mandar

Terlepas dari semua itu, kita tentu menantikan kejutan-kejutan politik seperti apa yang akan dihadirkan oleh AIM dan aktor-aktor politik lainnya. Begitu juga dengan kabar tentang pimpinan wilayah dari partai mana saja yang akan berganti nahkoda di Sulbar, hal tersebut juga turut dinantikan sebagai bahasan faktual gossip-gosip politik mendatang.

Bagikan Ke Seluruh Umat Manusia!

What do you think?

12 Points
Upvote Downvote

Written by Si Kaca Mata

Kontributor tetap Gostik, bercita-cita jadi paranormal politik yang abnormal

Tinggalkan Balasan

GIPHY App Key not set. Please check settings

Peran Anak Muda dalam Pilkada Polman 2024 dan Harapan untuk Polman di Masa Mendatang

Anak Muda Berbicara Pilkada dalam Membangun Harapan Baru Polman yang Lebih Inklusif